Senin, 24 September 2007

Nasi Telah Menjadi Bubur


Menyesali sesuatu yang telah terjadi itu wajar, rasa sesal itu pasti ada karena kita manusia. Nasi telah menjadi bubur, itu kata pepatah.

Namun, jangan terus sesal itu membuat kita berdiam diri dalam kubangan penyesalan tanpa berbuat sesuatu. Memang bubur takkan mungkin berubah kembali jadi nasi, semustahil kita untuk dapat memutar waktu kembali ke belakang. Tak perlu memaksa diri untuk kembali mengulang masa lalu…karena itu sia-sia.

Nasi adalah gambaran masa lalu, dan bubur itu wujud saat ini, sekarang dan kedepan. Nasi telah menjadi bubur, sudahlah, biarkan nasi itu jadi bubur, yang terpenting sekarang bagaimana nasi yang telah jadi bubur ini bisa bermanfaat. Sekarang waktunya untuk berkreasi, bagaimana agar bubur itu menjadi santapan yang lezat, menarik dan menyehatkan dan tentunya mengenyangkan.

Mau dikasih cincangan daging ayam, OK, dikasih serutan keju dan gilingan daging sapi..hmmm lezaatt.. atau cuma dikasih kecap juga enak. Jadi, intinya tergantung bagaimana pintar-pintar kita dalam mengolahnya. Supaya bubur tak tersia-siakan dan terbuang percuma, agar masa depan tak terlewatkan begitu saja. Hadapkan muka kedepan dan melangkahlah. Berbekal kreasimu akan hidup untuk memilih jalan mana yang terbaik buatmu.

Lha wong enak pagi2 makan bubur ayam kok.. :)

Thanks my Sis……Kuta Food Court, 10:00 pm,16/08.

4 komentar:

indrunk mengatakan...

pesen buryam nya 1 dibungkus ya pak, sambelnya agak banyak tapi dibungkus sendiri, jgnan dicampur.

E.wijaya mengatakan...

wekekeke , jadi juga :D

Toto mengatakan...

Ndhree :Bubur ayamnya dibungkus buat buka apa buat sahur... ?

Erfin :jadi udah lama, cuman mo posting di MP kok males. Jdnya posting disini aja :)

L Cahyono mengatakan...

Masuk pak.. masuk
boleh juga buat acuan ni blog!